Malam Midodareni

12:55

Menurut adat Jawa, Malam Midodareni adalah malam menjelang akad nikah dan panggih. Midodareni berasal dari kata widodari yang berarti bidadari yaitu putri dari sorga yang sangat cantik dan sangat harum baunya. Masyarakat Jawa tradisional percaya bahwa pada malam tersebut, para bidadari dari kayangan akan turun ke bumi dan bertandang ke kediaman calon pengantin wanita, untuk menyempurnakan dan mempercantik pengantin wanita

Well, itu kan mitosnya. Tapi makna Malam Midodareni lebih dalam dari pada itu. Bisa terlihat dari prosesi yang akan dilaksanakan pada Malam Midodareni . Prosesi malam Midodareni antara lain adalah (sesuai urutan) :

Jonggolan / Nyantri

Jonggolan / Nyantri adalah datangnya calon pengantin pria ke tempat calon mertua. ‘Njonggol’ diartikan sebagai menampakkan diri. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa dirinya dalam keadaan sehat dan selamat, dan hatinya telah mantap untuk menikahi putri mereka.



Pada saat Malam Midodareni, calon pengantin pria melakukan jonggolan tidak didampingi oleh orang tua nya. Namun hanya di dampingi oleh wakil keluarga yang telah ditunjuk oleh orang tua pengantin pria. Pada saat Malam Midodareni calon pengantin pria memberikan calon pengantin wanita berupa bingkisan yang berisi semua kebutuhan sehari-hari calon pengantin wanita. Bingkisan ini yang biasa disebut Seserahan. Dan harus dalan jumlah ganjil.




Selama berada di rumah calon pengantin wanita, calon pengantin pria menunggu di beranda dan hanya disuguhi air putih oleh calon ibu mertua / ibu calon pengantin wanita.




Betha (Adik Alfa), Alfa, Gama (Adik Alfa)


Tantingan

Setelah calon pengantin pria datang menunjukkan kemantapan hatinya dan diterima niatnya oleh keluarga calon pengantin wanita saatnya calon pengantin wanita (sekali lagi) ditanya oleh kedua orang tuanya tentang kemantapan hatinya.

Kedua orangtua mendatangi calon pengantin wanita di dalam kamar, menanyakan kemantapan hatinya untuk berumah tangga. Maka calon pengantin wanita akan menyatakan ikhlas menyerahkan sepenuhnya kepada orangtua.



Pada malam midodareni calon pengantin wanita hanya diperbolehkan berada di dalam kamar pengantin. Dan yang dapat melihat hanya saudara dan tamu yang wanita saja. Para Gadis dan Ibu-ibu (Tilik Pitik).

Sebelum Tilik Pitik, juga ada acara perkenalan dari keluarga calon mempelai pria. Satu-satu dipanggil dan diperkenalkan.

 

Kemudian setelah acara perkenalan selesai, barulah para tamu wanita dan gadis ke lantai dua (kamar calon mempelai wanita) untuk Tilik Pitik.









Pembacaan dan Penyerahan Catur Wedha

Catur Wedha adalah wejangan yang disampaikan oleh calon bapak mertua / bapak calon pengantin wanita kepada calon pengantin pria. Catur Wedha ini berisi empat pedoman hidup. Diharapkan Catur Wedha ini menjadi bekal untuk calon pengantin dalam mengarungi hidup berumah tangga nanti.

Wilujengan Majemukan


Wilujengan Majemukan adalah silaturahmi antara keluarga calon pengantin pria dan wanita yang bermakna kerelaan kedua pihak untuk saling berbesanan. Selanjutnya ibu calon pengantin wanita menyerahkan angsul-angsul atau oleh-oleh berupa makanan untuk dibawa pulang, orang tua calon pengantin wanita memberikan kepada calon pengantin pria :


Kancing gelung : seperangkat pakaian untuk dikenakan pada upacara panggih


dan sebuah pusaka berbentuk dhuwung atau keris, yang bermakna untuk melindungi keluarganya kelak.

Sumber: http://lovejournal.widjanarti.com/2008/07/03/susunan-acara-malam-midodareni/ & id.wikipedia.org

Foto: D-Koala Photography

You Might Also Like

0 comments

Subscribe